KEJADIAN LANGIT DAN BUMI
Kitab Mukasyafatul Qulub (Dibalik ketajaman mata hati).
Imam Ghazali.
Diriwayatkan, sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah mutiara. Lalu Allah memandangnya dengan pandangan penuh keagungan dan hancurlah mutiara itu. Dia bergoncang kerana takut kepada Tuhannya dan jadilah dia air.
Kemudian Allah memandangnya dengan pandangan rahmat dan membekulah separuh mutiara yang telah berubah menjadi air itu. Allah menciptakan darinya Arasy dan Arasy itu pun bergoncang. Maka Allah menuliskan padanya ‘LAA ILAA HA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH.’ Dan diamlah Arasy itu.
Allah tetap membiarkan bagian yang berupa air pada keadaannya dan berguncang sampai hari kiamat. Itulah firman Allah swt: ‘ Dan singgahsana-Nya (sebelum itu) di atas air’ -Surah Hud ayat 7.
Kemudian air itu saling bertepuk dan berombak serta mengepulkan banyak asap, yang membubung saling tindih satu dengan yang lain. Air itu berbuih dan dari buih itu Allah swt menciptakan beberapa langit dan bumi dalam bentuk sebuah lipatan.
Jadi langit dan bumi merupakan hal yang padu dan Allah menciptakan di dalamnya angin, maka dia memisahkan antara lipatan-lipatan langit dan lipatan-lipatan bumi. Sebagaimana Allah swt telah mengabarkan dengan firman-Nya: ‘Kemudian Dia menuju kepada (penciptaan) langit dan langit masih merupakan asap.’ -Surah Fussilat ayat 11.
(faedah) Di antara langit dunia dan bumi, demikian pula antara sebuah langit dan langit yang lain terdapat jarak 500 tahun perjalanan. Demikian pula tebal setiap langit. Dikatakan, sesungguhnya langit dunia ini lebih putih warnanya daripada susu. Kalau dia tampak hijau (biru), itu karena pantulan kahijauan gunung Qaaf.
Nama langit dunia itu adalah Raqi’ah. Langit kedua terdiri dari besi yang cemerlang memancarkan sinar dan namanya Faidun atau Ma’un. Langit ke tiga terdiri dari tembaga, yang disebut dengan Malakut atau Harayun. Langit keempat terdiri dari perak yang putih. Hampir-hampir sinarnya dapat menghilangkan pandangan mata, namanya adalah Zahirah. Di langit kelima dari emas merah, yang disebut Muyazanah atau Musahharah. Langit keenam dari mutiara yang gilang gemilang sinarnya, namanya Kalishah.
Dan di dalam langit ketujuh inilah terdapatnya Baitul-Ma’mur yang memiliki empat tiang, sebuah dari yaqut merah, sebuah dari zabar jad, sebuah dari perak putih, dan sebuah lagi dari emas merah.
Sampai kepada kita sebuah riwayat bahwa, Sesungguhnya Baitul Ma’mur itu terdiri dari batu akiq dan setiap harinya 70 malaikat masuk kesana dan tidak kembali sampai hari kiamat.
Menurut pendapat yang dapat dipercaya (mu’tamad),
Sesungguhnya bumi itu lebih utama daripada langit. Kerana para Nabi diciptakan dari sana dan dikebumikan di dalamnya, dan yang paling utama dari tingkatan-tingkatan bumi itu adalah yang paling atas karena alasan itu, juga karena ia tempat mangambil manfaat orang di dunia.
(Dari Ibnu Abbas), Langit paling utama adalah yang atapnya dekat Arasy Tuhan Yang Maha Pengasih, yaitu Kursi karena ia dekat dengan Arasy dan Karena semua bintang yang di ambil manfaatnya ada di sana, kecuali tujuh yang selalu beredar.
Adapun 7 bintang tersebut ada di dalam 7 langit itu. Zuhal ada di langit ketujuh untuk hari Sabtu. Musytari ada di langit kelima untuk hari Selasa. Matahari dalam langit keempat untuk hari Ahad. Zuhrah ada di langit ketiga untuk hari jumaat. Utarid ada di langit kedua untuk hari Rabu. Dan terakhir bulan ada di langit pertama untuk hari Isnin.